Liputan6.com, Canberra : Penampakan makhluk mirip ikan paus bersayap menghiasi langit Canberra, Australia pada Senin 6 Mei 2013 sempat membuat heboh masyarakat setempat. Tapi ternyata itu bukanlah ajang representasi promosi dari pemerintah, birokrasi atau demokrasi.
Seperti dikutip dari situs News.com.au, Jumat (10/5/2013), makhluk yang disebut dengan Skywhale itu adalah hasil karya terbaru seniman bernama Patricia Piccinini ini. Ia ditugaskan untuk membuat karya itu dalam rangka 100 tahun Canberra.
National Gallery of Australia pada hari Sabtu pagi untuk simposium patung. Makhluk raksasa terbang itu ternyata balon udara, dengan besar balon 23 meter x 34 meter. Yang dikerjakan oleh 16 orang selama tujuh bulan.
Menurut Patricia, makhluk raksasa terbang itu adalah hasil karyanya yang sangat ambisius juga eksplorasi dari evolusi dan alam.
Patricia juga mengatakan, ia mendesain karya terebut 3 tahun lalu. Ketika itu, ia terinspirasi membuat karya dari pencitraan mamalia yang hidup di laut. Lalu terpikir olehnya sosok paus itu, dan coba ia wujudkan dalam bentuk balon udara dari pengalaman pertamanya menaiki balon udara.
"Saya berpikir bahwa paus sangat tepat, karena paus umumnya melakukan luncuran dalam cara yang sangat elegan melalui air dan akan sama jika di udara," terangnya.
Karya Rp 1,6 M
Karya seni paus terbang itu bernilai $US 172 ribu atau Rp 1,6 M. Meski telah banyak pemberitaan mengenai karya fantastisnya itu, Patricia tak memberikan keterangan resmi terkait karyanya seperti karya-karya lain.
Sebaliknya, dia justru akan membiarkan orang lain membayangkan apakah Skywhale spesies kuno, hasil rekayasa genetika, binatang mitologis atau sesuatu yang sangat berbeda.
"Mungkin ini bisa menjadi katalisator untuk percakapan di halte bus, atau di danau seperti Anda jogging oleh," kata Patricia.
Meski terbilang mahal, namun Patricia mengaku karyanya dihasilkan dengan cara yang sama yakni dengan pembuatan karya pada umumnya.
"Pensil dan kertas dan hanya imajinasi saya, sebelum mengirim gambar ke Cameron Balloons di Bristol," sambungnya.
Untungnya, karena inspirasi datang dari alam maka hasil akhirnya sangat dekat dengan konsep aslinya.
Setelah rampung, Patricia pun melakukan uji coba karyanya 3 pekan lalu. Skywhale itu kemudian akan muncul di Museum of Old and New Art di Hobart pada 15-16 Juni dan 22-23 dan pada Australian Centre for Contemporary Art di Melbourne akhir tahun ini. (Tnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar